PUISI ANAK PALESTINA
Ayah…
Kenapa mereka melarangku untuk bertemu denganmu?
Mereka menahanmu tanpa memberikan kesempatan kepadaku
Untuk memelukmu dan memberikan kesempatan pula
Memeluk ibuku dan menghapus air matanya
Ibu…
Aku melihat air mata menetes dari wajahmu setiap pagi
Tanpa ada yang menghapusnya
Aku hanya bisa mengadu sambil menatap matahari
Dengan pandangan kosong
Ibu…
Kapan aku bisa bertemu dengan ayah
Adakah kepastian aku bertemu dengan ayah, wahai Ibu?
Ayah…
Di mana kamu
Aku rindu kepadamu
Aku ingin air mata ibu yang menetes setiap hari itu
Ada yang menghapusnya
Aku ingin dipelukmu wahai ayah
Ayah…
Di mana kamu?
Mereka terus membangun permukiman milik Yahudi
Aku bunga Palestina
Nomor KTP ku 70 ribu
Sejak pagi aku belum bertemu dengan ayah
Hari raya demi hari raya
Satu per satu anak Palestina lahir
Satu persatu syahid berguguran
Dan selama itu ayahku di balik jeruji penjara Zionis Israel
Di balik tempat yang layak dihuni oleh seorang budak
Ayah…
Kapan datang hari di mana ayahku bebas dari jeruji penjara
Aku ingatkan kepada mereka yang setiap pagi
Bebas mencium pipi anaknya
Aib…jika Anda membiarkan ayahku terus di balik penjara
Tanpa memberikan kesempatan menciumku
Aku ingin ayah
Aku ingin ayah kembali kepadaku
(puisi ini dibacakan oleh Ayat Adib Salim, seorang anak Palestian di camp pengungsian Hussein, 40 km utara Amman, Jordan pada Sabtu, 17 Januari 2009 malam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar