Hasil Pencarian Anda

Silahkan Tik Yang Anda Cari

Jumat, 30 Oktober 2009

MAKNA PENJAMINAN MUTU

TOTAL QUALITY CONTROL ( TQC )

    Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah informasi bahwa Persatuan Guru Madrasah (PGM) Kabupaten Purwakarta pernah menggelar seminar tentang penerapan konsep Total Quality Control di sekolah. Juga di harian Pikiran Rakyat pernah diberitakan bahwa ada SMK yang sudah menerapkan konsep TQC. Dalam tulisan ini Saya ingin sharing tentang konsep TQC yang pernah saya pelajari ketika saya bekerja di sebuah pabrik tekstil kepunyaan orang Jepang. Memang sebenarnya konsep TQC berasal dari Negara Jepang yang dipelajarinya dari Amerika sekitar tahun 1950 an, dari seorang professor yang bernama Profesor Deming.

    Substansi Tujuan TQC adalah kepuasan pelanggan, adapun di sekolah yang menjadi pelanggan atau costumer adalah para siswa dan orang tua murid. Untuk mencapai tujuan TQC tsb, berikut adalah selayang pandang fundamen TQC yang dapat digambarkan sbb :


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

    
 


 


 


 


 


 


 


 


 

Intinya bahwa fundamen TQC harus mencakup beberapa aspek tsb di atas :

Sistem di tiap unit kerja/Departemen , harus ada system tertulis yang mengatur pengelolaan pekerjaan di tiap unit kerja. Kalau mengacu pada prinsip dasar ISO (International standard organization), "kita harus menulis apa yang biasa dikerjakan dan mengerjakan apa yang tertulis."

Tiap individu, maksudnya tiap individu (kalau di sekolah berarti tiap Guru, Staff adm, petugas kebersihan , satpam dan siswa itu sendiri) harus peduli (aware) pada qualitas. Tidak bisa mengatakan kalau urusan qualitas adalah urusan Pengelola Sekolah atau urusan LPMP atau urusan dan tanggung jawab Guru semata. ( every body has to participate )

Metode, artinya harus ada metode yang dipakai untuk mengendalikan kegiatan peningkatan qualitas, missal dengan adanya kelompok-kelompok kecil yang mengadakan kegiatan peningkatan qualitas dengan akurat atau disebut juga dengan GKM (gugus kendali mutu).

Tujuan TQC:

Q (quality) : Harus ada spirit, semangat dan motivasi untuk mencapai qualitas yang lebih baik (better quality)

C (Cost) : Artinya biaya yang efisien dan efektif, tidak ada pemborosan, mengurangi pembelian hal-hal yang tidak atau kurang penting.

D (Delivery/pengiriman) : Dapat diartikan bila di sekolah adalah penyampaian data atau pekerjaan apa saja yang tepat waktu.

S (Safe/ aman) : Artinya lingkungan sekitar kita harus aman dari kemungkinan kecelakaan atau dapat mencelakakan siswa, guru, tamu, orang tua murid.

M (Morale) : Hal ini menyangkut sikap, karakter, kebiasaan. Misalnya lebih jujur, lebih bertanggung jawab, lebih peduli, lebih kooperatif, lebih disiplin dsb. Menurut hemat saya, bagi Muslim bisa berarti upaya untuk mendekati dan menerapkan sifat-sifat Allah yang tertulis dalam Asma'ul Husna.

E (Environment/Lingkungan) : Aspek
lingkungan dapat kita tambahkan sbg salah satu tujuan dari TQC, misalnya bagaimana menciptakan lingkungan sekolah, pesantren yang lebih terkendali kebersihannya, lebih hijau dengan tanaman, lebih tertata rapih dan bersih baik di halaman maupun di ruang-ruang kantor, ruang guru, kamar mandi, bahkan sampai ke laci-laci / locker – locker yang ada.

Demikian sepintas tentang konsep TQC yang sudah mulai di adopsi di dunia pendidikan, dan sepantasnya memang kita memulai dari hal-hal kecil dulu, mulai dari diri masing-masing dan mulailah dari sekarang. Alhamdulilah, Yayasan Al-Muhajirin sudah melangkah untuk selalu memperbaiki qualitas lembaga-lembaga pendidikan yang berada di bawahnya secara organisatoris dengan didirikannya LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan). Mudah-mudahan manfaat.

READ MORE - MAKNA PENJAMINAN MUTU

SUPERVISI DI SD PLUS AL-MUHAJIRIN


 


 

SIAP-SIAP… SUPERVISI PENDIDIKAN

Oleh : Drs. Sudirman Sukarno (Ketua LPMP Yayasan Al Muhajirin)


 

            Di kalangan para Guru, bila terdengar akan ada supervisi pendidikan dari Diknas biasanya cukup membuat repot dan stres para Guru juga Kepala Sekolah, apalagi kalau terdengar akan ada yang namanya akreditasi. Benarkah kita harus repot dan stres bila akan ada supervisi atau akreditasi? Mungkin ada benarnya apa kata Gus Dur, " Gitu aja kok repot..!".

            Menurut hemat saya, kita tidak perlu repot dan stres, asalkan kita sudah terbiasa sejak lama dengan segala persiapan administrasi pengajaran dan bagaimana sebaiknya kita mengajar.

    Di lingkungan SD Plus Al Muhajirin, juga sebelumnya di TK Al Quran Al-Muhajirin sudah dilaksanakan Supervisi Pendidikan, khususnya observasi kelas, namun bukan oleh Diknas, tapi dilaksanakan oleh LPMP dan Yayasan.

Di SD Plus Al-Muhajirin telah dilaksanakan observasi kelas pada tanggal 8 Oktober 2009 s.d tanggal 14 Oktober 2009 bagi 39 orang Guru.

            Adapun team Observer-nya adalah: Ifa Faizah Rohmah M.Pd., H.R Marfu Muhyidin Ilyas MA., Drs. Wawan Suherwan, Cece Nurhikmah M.Ag. & Drs. Sudirman S. Juga dibantu oleh panitia yang terdiri dari Deden Saepudin S.Pd.I., Haerudin Jamil S.HI. dan Buldan Taufik S.Ag.

Observasi kelas pada dasarnya mengamati aspek:

  1. Persiapan Mengajar (Adm. Pengajaran) meliputi: Program Tahunan, Program Semester, Silabus, KKM

dan KD, RPP, dan buku nilai.

  1. KBM, meliputi: Pendahuluan, Kegiatan Pokok, dan Penutup.
  2. Interview, dilaksanakan setelah observasi kelas selesai.

    Salah satu point tujuan umum Supervisi Pendidikan sebagaimana dikatakan Ametembun,

dosen UPI adalah, "Perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan

mutu mengajar dan belajar pada khususnya," kemudian salah satu tujuan khususnya adalah :


"Membantu guru- guru untuk dapat lebih memahami dan menolong murid.. serta memperbesar

kesadaran guru terhadap kerja yang demokratis dan kooperatif ".

        Tujuan supervisi pendidikan tersebut di atas sejalan dengan arti semantik supervisi pendidikan yaitu pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.

        Beberapa prinsip Supervisi antara lain adalah: bukan mencari kesalahan, tidak berasas

kekuasaan, sederhana dan informal serta tidak bisa terlalu cepat mengharapkan hasil, karena memang

perlu waktu untuk berproses.

Salah satu prinsip supervisi tersebut adalah bukan mencari kesalahan, tapi bukan berarti tabu mendiskusikan kekurangan kekurangan yang ada karena memang tak ada orang yang sempurna,

(no body perfect), yang penting dalam hal ini bagi seorang guru yang diobservasi adalah mau membuka hati dalam interview setelah observasi kelas dan siap sharing serta bersedia mendengarkan saran-saran perbaikan yang disampaikan observer dengan 'positif thinking' dan legowo untuk kemudian mau melakukan perubahan-perubahan secara bertahap dan terus menerus. Bukankah Rasulullah pun pernah bersabda, "bila hari ini sama dengan hari kemarin, maka rugilah kita. Apalagi bila hari ini lebih jelek dari hari kemarin maka kita akan celaka, namun kita akan beruntung bila hari ini lebih baik dari hari kemarin". Amin.


 


 

READ MORE - SUPERVISI DI SD PLUS AL-MUHAJIRIN