Hasil Pencarian Anda

Silahkan Tik Yang Anda Cari

Rabu, 30 Juni 2010

Blog Pendidikan Karakter

Blog Pendidikan Karakter

Dalam postingan ini saya ingin menginformasikan kepada pengunjung dan para followers, bahwa sejak tanggal 15 April 2010, saya telah membuat blog baru yang berbayar. Mulai saat itu dan mungkin pada masa mendatang, saya akan memposting semua tulisan saya di blog baru tersebut. Blog itu saya namakan BLOG PENDIDIKAN KARAKTER. Blog ini memiliki visi menjadi blog pendidikan terdepan.

Dalam usianya yang baru 2,5 bulan, alhamdulillah Blog Pendidikan Karakter telah banyak mendapatkan pengunjung, traffic nya cukup bagus.

Di Blog Pendidikan Karakter banyak tulisan baru saya yang -Insya Allah- menarik dan penting untuk Anda baca. Selain artikel, Blog Pendidikan Karakter juga menyajikan Klinik Guru untuk konsultasi gratis, Forum Diskusi untuk mencari solusi berbagai permasalahan, dan Blog directory untuk saling mendukung dengan pertukaran link.

Saya mengundang Anda untuk berkunjung sekarang juga. Silahkan klik di sini
READ MORE - Blog Pendidikan Karakter

Jumat, 19 Februari 2010

PENERIMAAN SANTRI BARU 2010

PESANTREN AL-MUHAJIRIN
READ MORE - PENERIMAAN SANTRI BARU 2010

Jumat, 30 Oktober 2009

MAKNA PENJAMINAN MUTU

TOTAL QUALITY CONTROL ( TQC )

    Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah informasi bahwa Persatuan Guru Madrasah (PGM) Kabupaten Purwakarta pernah menggelar seminar tentang penerapan konsep Total Quality Control di sekolah. Juga di harian Pikiran Rakyat pernah diberitakan bahwa ada SMK yang sudah menerapkan konsep TQC. Dalam tulisan ini Saya ingin sharing tentang konsep TQC yang pernah saya pelajari ketika saya bekerja di sebuah pabrik tekstil kepunyaan orang Jepang. Memang sebenarnya konsep TQC berasal dari Negara Jepang yang dipelajarinya dari Amerika sekitar tahun 1950 an, dari seorang professor yang bernama Profesor Deming.

    Substansi Tujuan TQC adalah kepuasan pelanggan, adapun di sekolah yang menjadi pelanggan atau costumer adalah para siswa dan orang tua murid. Untuk mencapai tujuan TQC tsb, berikut adalah selayang pandang fundamen TQC yang dapat digambarkan sbb :


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

    
 


 


 


 


 


 


 


 


 

Intinya bahwa fundamen TQC harus mencakup beberapa aspek tsb di atas :

Sistem di tiap unit kerja/Departemen , harus ada system tertulis yang mengatur pengelolaan pekerjaan di tiap unit kerja. Kalau mengacu pada prinsip dasar ISO (International standard organization), "kita harus menulis apa yang biasa dikerjakan dan mengerjakan apa yang tertulis."

Tiap individu, maksudnya tiap individu (kalau di sekolah berarti tiap Guru, Staff adm, petugas kebersihan , satpam dan siswa itu sendiri) harus peduli (aware) pada qualitas. Tidak bisa mengatakan kalau urusan qualitas adalah urusan Pengelola Sekolah atau urusan LPMP atau urusan dan tanggung jawab Guru semata. ( every body has to participate )

Metode, artinya harus ada metode yang dipakai untuk mengendalikan kegiatan peningkatan qualitas, missal dengan adanya kelompok-kelompok kecil yang mengadakan kegiatan peningkatan qualitas dengan akurat atau disebut juga dengan GKM (gugus kendali mutu).

Tujuan TQC:

Q (quality) : Harus ada spirit, semangat dan motivasi untuk mencapai qualitas yang lebih baik (better quality)

C (Cost) : Artinya biaya yang efisien dan efektif, tidak ada pemborosan, mengurangi pembelian hal-hal yang tidak atau kurang penting.

D (Delivery/pengiriman) : Dapat diartikan bila di sekolah adalah penyampaian data atau pekerjaan apa saja yang tepat waktu.

S (Safe/ aman) : Artinya lingkungan sekitar kita harus aman dari kemungkinan kecelakaan atau dapat mencelakakan siswa, guru, tamu, orang tua murid.

M (Morale) : Hal ini menyangkut sikap, karakter, kebiasaan. Misalnya lebih jujur, lebih bertanggung jawab, lebih peduli, lebih kooperatif, lebih disiplin dsb. Menurut hemat saya, bagi Muslim bisa berarti upaya untuk mendekati dan menerapkan sifat-sifat Allah yang tertulis dalam Asma'ul Husna.

E (Environment/Lingkungan) : Aspek
lingkungan dapat kita tambahkan sbg salah satu tujuan dari TQC, misalnya bagaimana menciptakan lingkungan sekolah, pesantren yang lebih terkendali kebersihannya, lebih hijau dengan tanaman, lebih tertata rapih dan bersih baik di halaman maupun di ruang-ruang kantor, ruang guru, kamar mandi, bahkan sampai ke laci-laci / locker – locker yang ada.

Demikian sepintas tentang konsep TQC yang sudah mulai di adopsi di dunia pendidikan, dan sepantasnya memang kita memulai dari hal-hal kecil dulu, mulai dari diri masing-masing dan mulailah dari sekarang. Alhamdulilah, Yayasan Al-Muhajirin sudah melangkah untuk selalu memperbaiki qualitas lembaga-lembaga pendidikan yang berada di bawahnya secara organisatoris dengan didirikannya LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan). Mudah-mudahan manfaat.

READ MORE - MAKNA PENJAMINAN MUTU

SUPERVISI DI SD PLUS AL-MUHAJIRIN


 


 

SIAP-SIAP… SUPERVISI PENDIDIKAN

Oleh : Drs. Sudirman Sukarno (Ketua LPMP Yayasan Al Muhajirin)


 

            Di kalangan para Guru, bila terdengar akan ada supervisi pendidikan dari Diknas biasanya cukup membuat repot dan stres para Guru juga Kepala Sekolah, apalagi kalau terdengar akan ada yang namanya akreditasi. Benarkah kita harus repot dan stres bila akan ada supervisi atau akreditasi? Mungkin ada benarnya apa kata Gus Dur, " Gitu aja kok repot..!".

            Menurut hemat saya, kita tidak perlu repot dan stres, asalkan kita sudah terbiasa sejak lama dengan segala persiapan administrasi pengajaran dan bagaimana sebaiknya kita mengajar.

    Di lingkungan SD Plus Al Muhajirin, juga sebelumnya di TK Al Quran Al-Muhajirin sudah dilaksanakan Supervisi Pendidikan, khususnya observasi kelas, namun bukan oleh Diknas, tapi dilaksanakan oleh LPMP dan Yayasan.

Di SD Plus Al-Muhajirin telah dilaksanakan observasi kelas pada tanggal 8 Oktober 2009 s.d tanggal 14 Oktober 2009 bagi 39 orang Guru.

            Adapun team Observer-nya adalah: Ifa Faizah Rohmah M.Pd., H.R Marfu Muhyidin Ilyas MA., Drs. Wawan Suherwan, Cece Nurhikmah M.Ag. & Drs. Sudirman S. Juga dibantu oleh panitia yang terdiri dari Deden Saepudin S.Pd.I., Haerudin Jamil S.HI. dan Buldan Taufik S.Ag.

Observasi kelas pada dasarnya mengamati aspek:

  1. Persiapan Mengajar (Adm. Pengajaran) meliputi: Program Tahunan, Program Semester, Silabus, KKM

dan KD, RPP, dan buku nilai.

  1. KBM, meliputi: Pendahuluan, Kegiatan Pokok, dan Penutup.
  2. Interview, dilaksanakan setelah observasi kelas selesai.

    Salah satu point tujuan umum Supervisi Pendidikan sebagaimana dikatakan Ametembun,

dosen UPI adalah, "Perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan peningkatan

mutu mengajar dan belajar pada khususnya," kemudian salah satu tujuan khususnya adalah :


"Membantu guru- guru untuk dapat lebih memahami dan menolong murid.. serta memperbesar

kesadaran guru terhadap kerja yang demokratis dan kooperatif ".

        Tujuan supervisi pendidikan tersebut di atas sejalan dengan arti semantik supervisi pendidikan yaitu pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.

        Beberapa prinsip Supervisi antara lain adalah: bukan mencari kesalahan, tidak berasas

kekuasaan, sederhana dan informal serta tidak bisa terlalu cepat mengharapkan hasil, karena memang

perlu waktu untuk berproses.

Salah satu prinsip supervisi tersebut adalah bukan mencari kesalahan, tapi bukan berarti tabu mendiskusikan kekurangan kekurangan yang ada karena memang tak ada orang yang sempurna,

(no body perfect), yang penting dalam hal ini bagi seorang guru yang diobservasi adalah mau membuka hati dalam interview setelah observasi kelas dan siap sharing serta bersedia mendengarkan saran-saran perbaikan yang disampaikan observer dengan 'positif thinking' dan legowo untuk kemudian mau melakukan perubahan-perubahan secara bertahap dan terus menerus. Bukankah Rasulullah pun pernah bersabda, "bila hari ini sama dengan hari kemarin, maka rugilah kita. Apalagi bila hari ini lebih jelek dari hari kemarin maka kita akan celaka, namun kita akan beruntung bila hari ini lebih baik dari hari kemarin". Amin.


 


 

READ MORE - SUPERVISI DI SD PLUS AL-MUHAJIRIN

Selasa, 22 September 2009

Menyaingi Allah, Menyakiti Orant Tua

Khutbah Idul Fitri 143o H

(oleh: R. Marpu Muhidin Ilyas)

الحمد لله الذي بلغنا رمضان وأعاننا فيه فصمنا ورزقنا فافطرنا

الحمد لله الذي أطعمنا من جوع و آمنّا من خوف

الحمد لله الذي فضلنا على كثير من عباده

ولم ينقص لنا عطاياه على كثرة منا من معاصيه

أشهد ان لا إله إلا الله وحده لا شريك له توحيدا في ذاته وصفاته وأفعاله وعبادته

وأشهد أن محمدا عبده ورسوله أيمانا برسالته واتباعا بسنته

أما بعد

فيا إخوتي المسلمون أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته وتوحيده

وإياكم والشرك به وعقوق الوالدين

فقد قال تعالى

وقضى ربك أن لا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانا

وقال :أن اشكر لي و لوالديك إلي المصير

وقال: واخفض لهما جناح الذل من الرحمة و قل رب ارحمهما كما ربياني صغيرا

الله أكبر ولله الحمد



Isi khutbah 1

الله اكبر كبيرا

Maha Agung Engkau ya Allah

Engkau lah pemilik sifat-sifat termulia dan nama-nama terbaik

Tak ada satu pun menyerupai dan menyaingi keagungan-Mu

Engkaulah Tuhan karena pada-Mu lah sifat-sifat ketuhanan ada dan nyata


والحمد لله كثيرا

Segala puji hanya untuk-Mu atas pemberian dan perhatian-Mu yang sungguh banyak kepada kami pagi ini

Engkau sungguh Maha Terpuji ya Allah

Engkau hidupkan kami pagi ini padahal kami lupa memintanya kepadamu tadi malam, bahkan hampir dalam seluruh malam

Engkau fungsikan jantung kami untuk tetap berdetak

Mata kami untuk tetap melihat

Telinga kami untuk tetap mendengar

Kaki kami untuk tetap berjalan

Padahal kami lupa memohonkannya kepada-Mu tadi malam, bahkan hampir dalam seluruh malam-malam kami

Sungguh Maha terpuji Engkau ya Allah

Semua Engkau berikan tanpa kami minta

Semua Engkau tetapkan pada diri kami meski sangat sering kami tidak berterima kasih kepada-Mu


وسبحان الله بكرة وأصيلا

Maha suci Engkau ya Allah

Tak ada kekurangan sedikit pun pada-Mu

Maha suci Engkau, tapi kami tidak menghambakan diri dengan baik kepada-Mu

Maha suci Engkau, tapi kami tidak mengingatmu dengan dzikir yang semestinya

Maha suci Engkau, tapi kami tidak berterima kasih kepada-Mu dengan syukur yang sesungguhnya


لاإله إله إلا الله

Tak ada yang patut ditaati dan ditakuti selain Engkau ya Allah

Tak ada ketundukan sejati kecuali kepada-Mu

Tak ada Tuhan selain Engkau Ya Allah

Tapi betapa sering kami mempertuhan nafsu kami sendiri

Kami memenuhi setiap keinginannya

Kami menuruti setiap kesenangannya


Hadirin Jamaah shalat Idul Fitri sekalian,

Itulah sesungguhnya makna dan pesan dari lantunan takbir yang sejak Maghrib kemarin kita dengar dan kita ucapkan. Ungkapan yang seharusnya menyadarkan kita tentang kemahaagungan Allah, kemahterpujian Allah, kemahasucian Allah, dan ketuhanan Allah yang hanya kepada-Nya lah ketundukan dan kepatuhan diarahkan.


Hari ini disebut Idul Fitri yang berarti hari raya karena berbuka dari puasa selama satu bulan. Dalam ajaran Islam, Id adalah hari kebahagiaan yang sepantasnya pada hari itu kaum muslimin bergembira. Bila memang kita hari ini bergembira dan bersuka cita, karena apakah gerangan?


Apakah kita gembira karena telah menuntaskan Ramadhan dengan baik? Gembira karena puasa kita Ramadhan ini lebih berkualitas daripada sebelumnyakah? Gembira karena sukses melalui malam-malam Ramadhan dengan pelaksanaan Tarawih yang sempurna, khusyu dan iklhas kah? Gembira karena hari-hari Ramadhan kita subur dan ramai dengan bacaan Al-Qur'an, sedekah, dan beragam kebaikan lainnyakah? Mari kita ingat-ingat dengan baik hari-hari Ramadhan yang telah kita lalui.

Bila karena alasan itu kita bergembira, sungguh itulah pertanda keimanan. Segeralah tanamkah kesadaran bahwa semua itu terjadi karena bantuan Allah semata. La haula wa la quwwata illa billah. Mari buang rasa bangga diri karena semua kesuksesan itu, karena bukankah tak ada satu pun dari kita yang tahu apakah puasa, tarawih, dan zakatnya diterima Allah atau tidak? Apalah arti kebanggaan untuk amal yang masih belum tentu nasibnya. Marilah hadirin sekalian menundukan kepala diiringi pengharapan yang dalam kita berdoa kepada Allah


ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم


Ya Allah yang menciptakan dan mengurusi kami

Terimalah puasa kami selama Ramadhan kemarin

Terimalah tarawih kami Ya Allah

Terimalah bacaan Al-Qur'an kami

Terimalah wahai yang Maha Mendengar, wahai yang Maha Melihat

Kami akui ya Allah puasa kami penuh kekurangan dan kesalahan

Hanya menahan haus dan lapar, sementara nafsu masih kami bebaskan berkeliaran

Kami akui ya Allah tarawih kami penuh kekurangan

Hanya mengejar rakaat, tidak memperhatikan etika, kekhusyuan dan keikhlasan

Maka sempurnakanlah kekurangan kami dan ampunilah kami dari semua itu ya Allah

Ampunilah kami wahai Penerima Taubat, wahai yang Maha Pengasih

Amiin.


Atau hadirin sekalian,

Jangan-jangan kita gembira bukan karena itu, melainkan karena merasa terbebas dari kekangan Ramadhan yang mengharuskan diri menahan lapar dan haus. Jangan-jangan kita gembira karena merasa ada ruang bebas untuk kembali memanjakan nafsu kita setelah selama sebulan kemarin merasa cukup terkekang dan tertahan. Maka marilah kita beristighfar memohon ampun kepada Allah.


Hadirin sekalian, sayangnya itulah yang saksikan dari kebanyakan masyarakat di banyak tempat. Mengawali ramadhan dengan kegiatan munggahan yang penuh dengan kegiatan hura-hura, foya-foya, dan bersenang-senang menuruti hawa nafsu. Seakan-akan berkata, mumpung belum puasa, mendingan puas-puasin dulu. Dan setelah Ramadhan berakhir pun kita lihat demikian. Seakan-akan merasa merdeka dan bebas dari kekangan puasa, pada Idul Fitri banyak orang-orang beramai-ramai mendatangi tempat-tempat yang rawan kemaksiatan, atau paling tidak tempat yang sulit membuat diri ingat pada Allah. Muda-mudi bersalaman dengan bukan muhrimnya dengan jabatan tangan yang erat. Itulah yang kita saksikan. Mudah-mudahan semua yang hadir dan mendengar khutbah ini dijaga oleh Allah dari perbuatan semacam itu.


الله أكبر

Hadirin sekalian,

Khutbah yang saya sampaikan hari ini sesungguhnya adalah juga nasihat untuk saya pribadi. Mudah-mudahan Allah melembutkan dan membukakan hati kita untuk tidak ragu menerima kebenaran dari siapa pun.

Hadirin sekalian,

Kita telah berpuasa sebulan penuh. Kita telah mengisi setiap malam dengan tarawih. Kita pun telah membayar zakat, baik zakat fitrah maupun mal. Sebagian dari kita mungkin telah melakukan ibadah haji. Ketahuilah, saudara-saudaraku sekalian, Amr bin Murah Al-Juhani menceritakan bahwa pada suatu hari ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah saw dan bertanya,

يا رسول الله أرأيت إذا صليت الصلوات الخمس و صمت رمضان و أديت الزكاة و حججت البيت فماذا لي ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم : [ من فعل ذلك كان مع النبيين و الصديقين و الشهداء و الصالحين إلا أن يعق والديه


YA RASULALLAH, BAGAIMANAKAH MENURUTMU JIKA AKU SELALAU SHALAT 5 WAKTU, SELALU PUASA RAMADHAN, SELALU MEMBAYAR ZAKAT, DAN BERHAJI KE BAITULLAH. APAKAH YANG AKAN AKU DAPATKAN? Kemudian Rasulallah saw menjawab, ORANG YANG MELAKUKAN SEMUA ITU AKAN DIKUMPULKAN DENGAN PARA NABI, PARA SIDDIQIN, PARA SYUHADA DAN ORANG-ORANG SALIH, KECUALI IA MENYAKITI KEDUA ORANG TUANYA.


Apa yang diriwayatkan Amr bin Murah ini menunjukkan bahwa segala amal salih akan sia-sia bila tidak disertai pebuatan dan sikap yang baik kepada kedua orang tua kita. Maka hadirin sekalian, di Hari Raya yang Agung ini setelah mengisi Ramadhan dengan berbagai amal salih, sepantasnya kita merenung bersama, bagaimanakah sikap kita kepada ayah dan ibu kita selama ini? Bagaimanakah sikap kepada dua orang ini yang tanpanya kita tidak akan ada di dunia ini?


Mari perhatikan kisah yang terjadi pada masa Rasulullah berikut ini dengan seksama seraya menghadirkan wajah kedua orang tua kita, seakan-akan mereka ada dihadapan dan menatap kita. Hadirin sekalian, pada masa Rasulullah saw ada seorang sahabat yang sangat taat kepada Allah swt. Dia selalu shalat 5 waktu ditambah dengan shalat-shalat sunat. Dia pun rajin berpuasa dan suka bersedekah. Suatu hari ia jatuh sakit dan semakin parah sakitnya. Lalu ia menyuruh isterinya untuk mendatangi Rasulullah saw guna meminta pertolongan. Rasulullah saw kemudian mengutus Ammar, Shuhaib dan Bilal untuk melihat orang tersebut dan membimbingnya mengucapkan dua kalimah syahadat dalam sakaratul mautnya. Setelah ketiga orang sahabat Nabi itu datang, masuk, dan mentalkinkan syahadat kepadanya, ternyata lidahnya tidak mampu mengucapkannya. Maka mereka pun mengabari Rasulullah saw tentang kejadian itu. Rasulullah saw berkata, apakah orang tuanya masih ada yang hidup?. Utusan itu pun menjawab bahwa laki-laki tersebut masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua. Rasulullah lalu mengutus seseorang kepada ibu sahabat yang sedang sakaratul maut tersebut. Rasul berpesan kepada utusan itu, "Bila ia mampu berjalan, suruhlah menghadap Rasulullah saw. Tapi bila tidak, tetaplah di Rumah sampai Rasulullah saw datang kepadanya"

Sebagai seorang shahabiyah yang taat, perempuan tua ibu dari sahabat yang sakit dan sekarat itu pun meski sudah renta memilih untuk datang sendiri kepada Rasulullah saw. Sesampainya di rumah Rasulullah saw, Rasul saw berkata kepadanya, "Wahai Ibu, jujurlah kepadaku. Bagaimana sebenarnya keadaan anakmu itu?" Perempuan tua lalu menjawab, "Ya Rasulallah, ia rajin shalat, rajin puasa, dan banyak bersedekah." "Lalu bagaimana keadaanmu" tanya Rasulullah saw. "Aku marah kepadanya." Jawab perempuan itu. Rasul bertanya, "mengapa?"

Perempuan tua itu pun membuka rahasianya, "Wahai Rasul Allah, ia lebih mementingkan isterinya daripada aku. Ia melawan kepadaku."

Rasulullah saw bersabda, "bila seorang Ibu marah maka lidah anaknya tidak akan bisa mengucapkan syahadat." Rasul lalu berkata kepada Bilal, "Wahai Bilal, pergi dan siapkan kayu yang banyak."

Mendengar perintah Rasul itu, si perempuan tua ini kaget dan bertanya, "Apa yang akan kau lakukan wahai Rasul Allah?"

"Aku akan membakarnya dengan api dihadapanmu" kata Rasulullah saw.

Dengan memelas perempuan tua itu berkat, "Duhai Rasul hatiku tak kan rela melihat anakku terbakar di hadapanku."

"Wahai Ibu", kata Rasulullah saw, "siksa Allah lebih berat dan lebih kekal daripada ini. Bila kau ingin Allah mengampuni anakmu, relakanlah ia. Berikanlah keridlaanmu kepadanya. Demi Allah, shalat, puasa dan sedekah anakmu tidak akan bermanfaat baginya selama engkau marah kepadanya."

Perempuan tua itu kemudian berkata sambil bergetar, " Wahai Rasulallah, aku persaksikan kepada Allah, kepada malaikat-Nya dan kepada orang-orang yang hadir sekarang, bahwa aku telah meridhai anakku. Aku telah rela kepadanya."

Rasullah saw kemudian menyuruh Bilal melihat kondisi anak si perempuan tua ini apakah sudah bisa mengucapkan laa ilaaha illallaah atau belum? Rasul khawatir perempuan tua ini berkata terpaksa dan malu, bukan murni dari hatinya. Maka Bilal pun pergi, dan dari luar dia mendengar sahabat yang sakit itu meneriakan لا إله إلا الله . Tak lama kemudian sahabat ini meninggal dunia. Rasullah saw kemudian datang dan memerintahkan untuk segera memandilan dan mengkafani jenazah sahabat tersebut. Setelah selesai menshalati dan menguburkannya, Rasulullah berdiri dan berkata, "Wahai kaum muhajirin dan anshar, barang siapa yang lebih mementingkan isterinya daripada ibunya sendiri, anak baginyalah laknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia. Allah tidak akan menerima amalnya kecuali Allah memaafkannya atau dia bertaubat kepada Allah swt, berbuata kepada Ibunya, dan meminta keridhaannya. Ridha Allah ada dalam ridhanya dan marah Allah ada dalam marahnya."

الله أكبر

Hadirin sekalian itulah kisah Alqamah seorang sahabat Nabi yang sangat taat kepada Allah dan rajin beribadah. Tetapi karena hati dan perasaan ibunya tersakiti oleh perbutannya, ia hampir mati dalam keadaan su'ul khatimah.

Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana sikap kita selama Ramadhan kemarin kepada ibu dan ayah kita? Sesering apa kita mengingat dan merindukan mereka kemudian menyertakannnya dalam setiap do'a kita? Kalau Alqamah saja yang hebat ibadahnya dan hidup pada zaman paling baik begitu sulitnya mengakhiri hidup karena pernah menyakiti ibunya, lalu bagaimana dengan kita yang ibadahnya sedikit dan hidup pada zaman penuh kerusakan? Sudah kah kita memprioritaskan kebutuhan Ibu kita lebih daripada isteri dan anak-anak kita? Atau kah selama Ramadhan kemarin, kita berbuka dengan makanan yang lezat dan menyegarkan. Sementara ibu kita, apa yang dia santap? Sesegar apa yang dia makan? Kemudian hari ini ketika isteri dan anak-anak kita begitu gembira karena mendapatkan pakaian yang serba baru dan mungkin mahal. Sebagus apakah pakaian yang dikenakan ibu kita? Selama ini, siapakah yang lebih kita ikuti kata-katanya, ibu kita kah? Atau isteri kita? Siapakah yang lebih kita pedulikan nasihat dan petunjuknya, ibu kita kah? Atau orang lain?

الله أكبر

Hadirin sekalian,

Kalau kita merasa telah berbuat banyak untuk ibu dan ayah kita. Merasa telah menanggung beban hidupnya, kemudian merasa telah membalas kebaikan dan kasih sayang mereka berdua, mari perhatikan kisah Ibn Umar ini.

Pada suatu hari Ibn Umar melihat seorang laki-laki menggendong ibunya sambil berthawaf mengelilingi Ka'bah. Ada yang menyebutkan laki-laki ini datang dari tempat yang jauh sambil menggendong ibunya yang tidak kuat berjalan. Kulit laki-laki ini sampai lecet karena lelah dan capek. Selesai thawaf laki-laki itu bertanya kepada Ibn Umar, "Wahai Ibn Umar, apakah menurutmu dengan semua yang kulakukan ini aku telah membalas kebaikan ibuku?" "tidak" jawab Ibn Umar. "sama sekali yang kau lakukan tidak sebanding meski dengan satu rasa sakit saat melahirkanmu." Engkau memang telah berbuat baik, semoga saja Allah membalas kebaikan kecil ini dengan pahala yang besar."


Hadirin sekalian, bagaiman dengan kita? Adakah kebaikan kepada orang tua kita seperti yang dilakukan laki-laki yang dilihat Ibn Umar itu. Kebaikan macam apakah yang membuat kita merasa telah cukup berbuat baik kepada keduanya?

Seperti kenikmatan dari Allah yang tak kan pernah sebanding dengan ketaatan kepada-Nya, kebaikan kita kepada kedua orang tua pun tak kan pernah bisa menandingi jasa mereka mengandung, mengasuh, dan mendidik kita. Itulah yang harus kita renungkan secara serius dalam mengawali Idul Fitri ini.

Dalam hadits sahih Bukhari dan Muslim perilaku menyakiti kedua orang tua merupakan dosa besar yang terbesar. Rasulullah saw bersabda,



« " ألا أنبئكم بأكبر الكبائر ؛ قلنا بلى يا رسول الله قال : الإشراك بالله وعقوق الوالدين وكان متكئا فجلس فقال - ألا وقول الزور ألا وشهادة الزور " فما زال يكررها حتى قلنا ليته سكت »


Dalam hadits ini Rasulullah saw menyertakan penyebutan dosa menyakiti kedua orang tua dengan dosa menyekutukan Allah swt. Inilah dosa besar yang terbesar yang Rasullah peringatkan kepada kita.

Dalam kenyataan sekarang, kita menyaksikan betapa perilaku syirik atau kemusyrikan sangat merajalela dalam hampir semua aspek kehidupan. Demikian pula dengan perilaku menyakiti orang tua, betapa sering kita mendengar dan melihat berita tentang itu, atau jangan-jangan kita juga adalah pelakunya.


Hadirin sekalian,

Sebagai bahan untuk menjaga kesucian yang diraih lewat puasa seperti yang Rasulullah sabdakan,

منْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ


Marilah kit pancangkan komitmen bahwa kemusyrikan dan menyakiti orang tua adalah penyakit terbesar yang harus dijauhkan dari keluarga kita. Dan kemudian dari kehidupan masyarakat kita.

Perilaku syirik seperti meminta kepada selain Allah dalam bedoa, menyembelih untuk persembahan kepada selain Allah, percaya pada kekuatan jimat, bekerja sama atau bahkan mengabdikan diri pada jin, meminta pertolongan kepada yang telah mati, beramal baik dengan tujuan ingin dilihat dan dipuji orang. Marilah kita hadang, kita hilangkan dari keluarga kita, dan kita lawan kemusyrikan semacam itu dengan tauhid. Keyakinan yang mantap tentang Allah. Kepercayaan kepada kekuasaan dan kekuatan Allah. Ketenangan hidup yang diraih melalui kepasrahan kepada Allah. Itulah Tauhid.

Demikian juga, mari kita jadikan hari ini hari kebaikan kepada kedua orang tua. Maka wahai saudaraku yang masih memiliki kedua orang tua atau salah satunya. Sepulang dari shalat Id ini, ibu dan ayah Andalah yang pertama kali harus Anda temui. Pintalah maaf dan keridhaan mereka. Bila jauh, merekah yang pertama kali Anda telepon. Mari kita jauhkan anak-anak kita dari dosa besar menyakiti orang tua dengan menunjukkan kebaikan kita kepada orang tua kita sendiri.


Mari kita renungkan dengan baik kata-kata Rasulullah saw tentang akibat menyakiti kedua orang tua. Rasulullah saw bersabda

  1. لا يدخل الجنة عاق و لا منان و لا مدمن خمر
  2. كل الذنوب يؤخر الله منها ما شاء إلى يوم القيامة إلا عقوق الوالدين فإنه يعجل لصاحبه
  3. لعن الله العاق لوالديه
  4. أربعة نفر حق على الله أن لا يدخلهم الجنة و لا يذيقهم نعيمها : مدمن خمر و آكل ربا و آكل مال اليتيم ظلما و العاق لوالديه إلا أن يتوبوا




Isi Khutbah 2


الله أكبر

Hadirin sekalian

Pesan utama dari khutbah yang sampaikan ini adalah pemahaman bahwa menyekutukan Allah dan menyakiti orang tua adalah dua dosa besar terbesar yang dapat merusak kesucian Idul Fitri. Ini pula lah sesungguhnya penyebab berbagai musibah dan bencana yang menimpa keluarga dan bangsa kita. Maka mari kita jauhkan diri dan keluarga kita sejauh-jauhnya dari dua dosa besar terbesar ini.

Selanjutnya marilah kita akhiri khutbah ini dengan do'a disertai keyakinan bahwa Allah pasti mendengar dan mengabulkan permintaan kita.


ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم

ربنا اغفرلنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا

ربنا أوزعنا أن نشكر نعمتك التي أنعمت علينا وعلى والدينا وأن نعمل صالحا ترضاه

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا

اللهم إنا نسئلك إيمانا كاملا

اللهم اجعلنا خيرا بعد رمضان

اللهم أعز الإسلام

اللهم ادفع عنا البلاء

اللهم حبب إلينا الإيمان وزينه

اللهم انقلنا من ذل المعصية إلى عز الطاعة

READ MORE - Menyaingi Allah, Menyakiti Orant Tua

Jumat, 18 September 2009

SELAMAT IDUL FITRI 1430 H

Kami segenap pengurus LPMP Al-Muhajirin mengucapkan
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H

teriring permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan.
Juga teriring doa semoga puasa, tarawih, dan segala amal kita selama Ramadhan ini diterima oleh Allah.
Semoga kita masih bisa bertemu dengan Ramadhan-Ramadhan berikutnya dengan kualitas iman dan amal salih yang lebih hebat.
Amiin.
(Untuk renungan silahkan download PUISI IDUL FITRI yang sangat menarik
DI SINI)
READ MORE - SELAMAT IDUL FITRI 1430 H

Rabu, 27 Mei 2009

REVOLUSI PEMBELAJARAN AKHLAK

METODE ALTERNATIF PEMBELAJARAN AKHLAK

DI SMI AL-MUHAJIRIN PURWAKARTA  

A.     Rasional

      Tujuan utama pendidikan yang selama ini terabaikan atau gagal tercapai adalah pembentukan karakter (character building). Pengabaian atau kegagalan ini dapat dilihat dari tingginya angka kenakalan remaja dari tahun ke tahun. Anak-anak tidak sopan ke pada orang tua dan orang yang lebih tua, kurang peduli terhadap sesama, kata-kata kotor yang jauh dari etika, perselisihan dan tawuran yang dengan sangat cepat mudah terjadi, pergaulan bebas, merokok dan narkoba, adalah pemandangan umum yang hampir pasti kita temukan di mana saja kita menemukan remaja.

      Dalam pandangan Islam, pembentukan karakter (character building) ini sudah sangat jelas ditegaskan oleh Rasulullah saw sebagai misi kerasulannya. Bahkan dalam kajian lebih dalam yang dilakukan para ulama klasik dan kontemporer disimpulkan  bahwa akhlak mulia sebagai hasil dari character building adalah jantung ajaran Islam. Maka tak diragukan lagi pembentukan akhlak mulia merupakan tujuan tertinggi bagi setiap lembaga pendidikan Islam. Namun dalam kenyataannya, banyak lembaga pendidikan Islam baik yang berlabel pesantren maupun madrasah tidak menunjukkan hal menggembirakan dalam masalah ini.

      Berangkat dari pemikiran tersebut, SMI Al-Muhajirin sebagai lembaga pendidikan Islam menempatkan character building sebagai visi pendidikannya. Hal ini juga terlihat dalam motto Al-Muhajirin; BERPIKIR DINAMIS, BERAKHLAK SALAF, BERAQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH. Sebagai upaya mewujudkan visi tersebut maka SMI menetapakan akhlak mulia sebagai mata pelajaran tersendiri, di samping upaya pengembangan pembelajaran setiap mata pelajaran yang berbasis akhlak mulia.

B.      Akhlak sebagai Mata Pelajaran Tersendiri

        Secara teoritis ada dua pendekatan yang ditawarkan dalam pendidikan karakter atau pendidikan akhlak.

1.      Akhlak mulia diposisikan sebagai mata pelajaran tersendiri

2.      Akhlak diposisikan sebagai misi setiap mata pelajaran sehingga pembelajarannya berbasis dan bermisi akhlak mulia.

Dari dua pendekatan itu, SMI Al-Muhajirin memandang pendekatan pertama lebih efektif dalam mencapai pembentukan karakter atau akhlak mulia dimaksud. Dengan demikian, Mata Pelajaran Akhlak yang selama ini diajarkan dengan merujuk kepada hadits-hadits akhlak bukan Mata Pelajaran Hadits. Oleh karena itu maka menghapal hadits bukan tujuan utama mata pelajaran ini.       

C.     Metode Pembelajaran

      Dalam pendidikan karakter menuju terbentuknya akhlak mulia dalam diri setiap siswa ada tiga tahapan yang harus dilalui dan dicapai

1.      Moral Knowing.
Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan karakter. Dalam tahapan ini tujuan pembelajaran akhlak adalah

a.      Siswa mampu membedakan nilai-nilai akhlak mulia dan akhlak tercela

b.      Siswa memahami secara logis dan rasional (bukan secara dogmatis dan doktriner) pentingnya akhlak mulia dan bahaya akhlak tercela dalam kehidupan

c.       Siswa mengenal sosok Nabi Muhamad saw sebagai figur teladan akhlak mulia melalui hadits-haditsnya.

2.      Moral Loving.
Tahapan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia. Dalam tahapan ini yang menjadi sasaran guru adalah dimensi emosional siswa, hati, atau jiwa, bukan lagi akal, rasio dan logika. Guru menyentuh emosi siswa sehingga tumbuh kesadaran, keinginan dan kebutuhan sehingga siswa mampu berkata kepada dirinya sendiri, "Iya, saya harus seperti itu…" atau "Saya perlu mempraktekkan akhlak ini…" . Untuk mencapai tahapan ini guru bisa memasukinya dengan kisah-kisah yang menyentuh hati, modeling, atau kontemplasi. Melalui tahap ini pun siswa diharapkan mampu menilai dirinya sendiri (muhasabah), semakin tahu kekurangan-kekurangannya.   

3.      Moral Doing.
Inilah puncak keberhasilan mata pelajaran akhlak, siswa mempraktekkan nilai-nilai akhlak mulia itu dalam perilakunya sehari-hari. Siswa menjadi semakin sopan, ramah, penyayang, jujur, disiplin, dan seterusnya. Selama perubahan akhlak belum terlihat dalam perilaku anak walaupun sedikit, selama itu pula kita memiliki setumpuk pertanyaan yang harus selalu dicari jawabannya.  

D.    CONTOH PENERAPAN METODE

      Materi              : Nilai akhlak dalam Hadits berikut 

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا او ليصمت

      Dalam tahap Moral Knowing, guru melempar pertanyaan apa akhlak mulia yang diajarkan oleh hadits tersebut? Apa akhlak tercela yang bertentangan dengan hadits tersebut? Siswa diminta mendiskusikan dalam kelompok kecil tentang

1.      bentuk-bentuk real dari perkataan-perkataan yang baik dan jelek.

2.      manfaat yang diperoleh dengan berkata-kata yang baik

3.      dampak negatif dari kata-kata jelek

            dalam tahapan ini akal dan otak anak diajak berfikir tentang pentingnya menjaga ucapan.   

      Dalam tahap Moral Loving, untuk menyentuh sisi emosional siswa guru dapat melakukan alternatif berikut

1.      Menyampaikan kisah yang menarik dan menyentuh yang berkaitan dengan akhlak menjaga ucapan

2.      Bermain peran atau sosiodrama. Siswa dibawa pada situasi bila mendapat perlakuan kata-kata yang baik dari orang lain. Apa yang dirasakannya? Sebaliknya bila ia mendapat perlakuan kata-kata buruk dan kotor,  bagaimana perasaannya. Dengan cara ini diharapkan siswa sendiri yang menyimpulkan pentingnya menjaga ucapan.

3.      Kontemplasi atau perenungan dengan mengajak siswa merenungkan berapa banyak orang yang telah tersakiti hati dan perasaannya karena kata-katanya? Dst.

4.      Sharing pengalaman sesame siswa tentang nilai akhlak yang dibahas

       Dalam tahap Moral Doing sebagai target puncak, guru perlu melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa. Untuk ini guru perlu menyiapkan format pengamatan termasuk meminta laporan dari sesame guru atau dari siswa yang lain. Sangat baik bila anak diberi PR mempraktekkan nilai akhlak yang telah dipelajari dengan cara setiap anak memiliki buku catatan harian yang berisi pengalaman mereka dalam upaya menerapkan akhlak tersebut apa adanya.   

E.     HAPALAN HADITS BUKAN TUJUAN MATA PELAJARAN INI

      Hal ini sangat perlu ditekankan karena tugas menghapal hadits akhlak sering kali mengabaikan yang sangat mendasar dari tujuan mata pelajaran ini yaitu perubahan perilaku. Guru harus mulai mengalihkan fokus dari pengamatan terhadap koleksi hadits yang dihapal siswa kepada pengamatan perubahan perilaku. Namun demikian bacaan, terjemah dan hapalan hadits masih tetap dapat disampaikan sebagai tahapan Moral Knowing bukan akhir dan puncak dari mata pelajaran akhlak ini  

F. 11 PRINSIP PENDIDIKAN AKHLAK YANG EFEKTIF

 
 

  1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai dasar karakter yang baik
  2. Mendefinisikan karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku
  3. Menggunakan pendekatan yang komprehensif, tajam, dan proaktif untuk membangun karakter
  4. Menciptakan komitas sekolah yang peduli/penuh perhatian
  5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan akhlak (moral action)
  6. Cakupan kurikulum akademik yang bermakna dan menantang yang menghargai semua pelajar, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.
  7. Mengupayakan pemeliharaan motivasi diri para siswa
  8. Memfungsikan staf sekolah sebagai komunitas moral dan komunitas belajar yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan upayakan untuk setia pada nilai inti yang sama yang membimbing pendidikan siswa
  9. Memelihara kepemimpinan moral dan dukungan yang luas dalam inisiatif pendidikan karakter
  10. Memfungsikan keluarga dan anggota komunitas sebagai mitra dalam mengupayakan pembangunan karakter
  11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan jangkauan siswa dalan manifestasi karakater yang baik
READ MORE - REVOLUSI PEMBELAJARAN AKHLAK

Senin, 25 Mei 2009

STRATEGI MEMBANGUN SEKOLAH BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL

Program Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal di SMA merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tertuang pada PP 19 Tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat (2) yang menyatakan bahwa pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran estetika atau kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,olah raga dan kesehatan; dan ayat (3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. Oleh karena itu PBKL dapat diselenggarakan melalui tiga cara, yaitu pengintegrasian dalam mata pelajaran yang relevan, muatan lokal, dan mata pelajaran keterampilan.

  1. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran

    Bahan kajian keunggulan lokal dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu yang relevan dengan SK/KD mata pelajaran tersebut. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengkaji SK/KD mata pelajaran yang terkait dihubungkan dengan hasil analisis keunggulan lokal. Hasil pengkajian SK/KD tersebut dituangkan pada penyempurnaan silabus dan RPP. Kemudian dibuat bahan ajar cetak dan bahan ajar ICT yang mengintegrasikan PBKL pada mata pelajaran yang relevan. Pola pengintegrasian PBKL pada mata pelajaran dapat dilakukan melalui tahapan berikut ini.

    1. Melaksanakan identifikasi SK/KD yang telah ada dihubungkan dengan hasil analisis keunggulan lokal, sehingga terpilih beberapa konsep pada mata pelajaran yang relevan.
    2. Menyempurnakan Silabus mata pelajaran pada konsep yang terpilih berdasarkan hasil identifikasi SK/KD yang dihubungkan dengan keunggulan lokal.
    3. Menyempurnakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap mata pelajaran pada SK/KD yang terpilih.
    4. Membuat bahan ajar (modul,LKS dll) atau bahan ajar mata pelajaran yang mengintegrasikan PBKL dan berbasis ICT
    5. Membuat bahan/perangkat ujian dari konsep yang yang telah terpilih pengintegrasian PBKL-nya.


 

Contoh :

Di suatu tempat/sekolah sangat kental dipengaruhi oleh budaya religius, karena di sekitar sekolah banyak terdapat pondok pesantren, sehingga banyak siswa yang belajar di sekolah formal dan mengaji di pondok pesantren tradisional. Maka potensi budaya religius ini dapat diintegrasikan kedalam mata pelajaran, misalnya memasukan ayat-ayat suci Al Quran kedalam mata pelajaran Fisika, dimulai dengan memasukannya kedalam SK/KD, silabus, RPP dan bahan ajar. Contoh lain dilihat dari potensi geografis, suatu sekolah berada di daerah pertanian, maka di bagian mata pelajaran Kimia atau Biologi dapat memasukan konsep pembuatan pupuk, minyak kelapa dengan proses kimia atau pembudidayaan jamur, apotik hidup dll.


 

  1. Mata Pelajaran Muatan Lokal

    Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Kajian mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan pendidikan. Untuk itu terlebih dahulu harus disusun SK/KD, silabus dan Rencana Pembelajaran yang memungkinkan setiap satuan pendidikan dapat menyelenggarakan pembelajaran muatan lokal. Dalam kurun waktu tertentu (semester/ tahun) sekolah dapat menyediakan 2, 3 atau beberapa jenis muatan lokal yang akan dipilih siswa. Dengan demikian siswa mempunyai pilihan untuk mengikuti lebih dari satu jenis program keunggulan lokal pada setiap tahun pelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing serta program yang diselenggarakan oleh sekolah.


     

    Contoh : Muatan Lokal Seni Pahat

    Kerajinan "cor perunggu dan patung batu" di Kecamatan Trowulan-Kabupaten Mojokerto adalah peninggalan Kerajaan Majapahit. Hasil kerajinan tersebut terpajang di pinggir jalan yang tersebar di Desa Jati Pasar, Jati Sumber, Wates dan Minak Jinggo. Di Desa Wates, salah satu Sentra Kerajinan di Trowulan. Umumnya perajin di Trowulan memproduksi patung Budha, Ken Dedes, Ganesha, Syiwa dan Brahma sebagai pesanan dari Bali. Hasil kerajinan tersebut beredar luas kemana-mana, bukan saja di dalam negeri, namun juga ke mancanegara. Hasil kerajinan seniman Trowulan, juga menghiasi banyak art shop di Bali untuk selanjutnya di transfer ke banyak Negara.


     

    Kondisi tersebut dikaji oleh sekolah dari berbagai hal seperti kemampuan sekolah, bakat dan minat siswa serta ketersediaan SDM yang ada. Kemudian sekolah menetapkan bahwa seni pahat menjadi mata pelajaran muatan lokal di sekolah. Langkah selanjutnya yang dilakukan sekolah adalah menyusun SK/KD, menyusun silabus, menyusun bahan ajar, dan strategi penilaian. Setiap satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. Dengan demikian siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis program keunggulan lokal pada setiap tahun pelajaran sesuai dengan minat, program dan daya dukung sekolah.


     

  2. Mata Pelajaran Keterampilan.

    Strategi ini digunakan untuk menyajikan materi atau substansi keunggulan lokal secara berdiri sendiri, bukan terintegrasi dengan mata pelajaran. Dengan demikian SK/KD dapat menggunakan mata pelajaran keterampilan sesuai dengan bahan ajar/substansi keunggulan lokal yang diselenggarakan. Apabila SK/KD yang tersedia tidak relevan dengan bahan ajar/substansi program keunggulan lokal, maka satuan pendidikan dapat mengembangkan sendiri SK/KD yang sesuai dengan kebutuhan. Siswa harus mengikuti pembelajaran secara komprehensif mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Melalui pendekatan ini peserta didik akan lebih menguasai substansi keunggulan lokal yang diprogramkan di sekolah. Harus diingat bahwa program keterampilan di SMA bukan untuk menghasilkan produk keterampilan sebagaimana di SMK, tetapi sebagai pengenalan keterampilan yang terkait dengan keunggulan lokal untuk mempersiapkan pilihan jurusan di Perguruan Tinggi. 

    Contoh :

    Bali merupakan daerah kunjungan wisata yang sangat dikagumi oleh wisatawan mancanegara. Salah satu SMA di Denpasar memprogramkan mata pelajaran bahasa Prancis yang diikuti oleh siswa kelas X, XI dan XII. Setelah siswa lulus SMA, mereka melanjutkan pendidikan di PT dengan mengambil jurusan bahasa Prancis. Bagi siswa yang tidak memperoleh peluang diterima di PT meraka dapat menjadi pemandu wisata bagi wisatawan Prancis di daerahnya.

READ MORE - STRATEGI MEMBANGUN SEKOLAH BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL

SEKOLAH BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DI ERA GLOBAL

Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Sumber lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif.


 

Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi daerah adalah potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah. Sebagai contoh potensi kota Batu Jawa Timur, memiliki potensi budi daya apel dan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat kota Batu dapat melakukan sejumlah upaya dan program, agar potensi tersebut dapat diangkat menjadi keunggulan lokal kota Batu sehingga ekonomi di wilayah kota Batu dan sekitarnya dapat berkembang dengan baik.


 

Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu Man, Money, Machine, Material, Methode, Marketing and Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi (bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi. Proses dan realisasi tersebut akan menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal yang mungkin berbentuk produk (barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki keunggulan komparatif, dan unik.


 

Dari pengertian keunggulan lokal tersebut diatas maka Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMA adalah pendidikan/program pembelajaran yang diselenggarakan pada SMA sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.

READ MORE - SEKOLAH BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DI ERA GLOBAL

Senin, 27 April 2009

THE BEST ISLAMIC SOFTWARE FOR PC AND MOBILE

Sebagai kepeduliaan terhadap pengembangan pendidikan Islam, yang salah satu kebutuhan pokoknya adalah kemudahan akses terhadap al-Qur'an, al-Sunah, dan Bahasa Arab, blog ini menyediakan secara gratis buat Anda semua software-software berikut
1. Pencarian ayat al-Qur'an atau terjemahnya dalam beragam bahasa
2. Pencarian hadits atau terjemahnya dalam beragam bahasa
3. Kamus ARAB-INGGRIS
4. Panduan Produk HALAL dalam skala internasional
5. Software untuk TADARUS AL-QUR'AN melalui HP Anda.

mudah-mudah bermanfaat bagi Anda semua.
Untuk menikmatinya silahkan klik di sini
Terima Kasih kami ucapkan kepada GUIDEWAYS

Quran Reader For Mobile Phones


READ MORE - THE BEST ISLAMIC SOFTWARE FOR PC AND MOBILE