Hasil Pencarian Anda

Silahkan Tik Yang Anda Cari

Rabu, 01 April 2009

OPINI ANDA

Halaman ini disediakan khusus untuk Anda. Anda BEBAS menuliskan pemikiran Anda tentang Pendidikan, Agama, Politik, Budaya, Sastra, Ekonomi, atau permasalahan lainnya yang menurut Anda perlu diketahui orang dan akan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Halaman ini sangat cocok bagi Anda untuk melatih kemampuan dan keberanian menulis. Tulislah pemikiran Anda di sini meskipun hanya satu kalimat.
Saya punya mimpi, suatu saat tulisan-tulisan Anda dan saya akan TERBIT MENJADI BUKU. Dan...itu sangat mungkin terjadi.

Bila Anda belum punya BLOG, Anda dapat mengklaim halaman ini sebagai alamat BLOG ANDA
(http://lpmpalmuhajirin.blogspot.com/tulisanataunamaanda)

SELAMAT MENULIS!!!
Untuk mulai menulis silahkan klik DI SINI

Program ini Disponsori Oleh
Adsense Indonesia



CO.CC:Free Domain


100 Blog Indonesia Terbaik


GrowUrl.com - growing your website



blog-indonesia.com

Visit this site.

PPCinbox Indonesia

13 komentar:

Anonim mengatakan...

Fakta tentang yang wajib kita ketahui. Ternyata masa depan blog sangat cerah.
Important Blogging Statistics PDF Print

* Over 12 million American adults currently maintain a blog.
* More than 147 million Americans use the Internet.
* Over 57 million Americans read blogs.
* 1.7 million American adults list making money as one of the reasons they blog.
* 89% of companies surveyed say they think blogs will be more important in the next five years.
* 9% of internet users say they have created blogs .
* 6% of the entire US adult population has created a blog .
* Technorati is currently tracking over 70 million blogs .
* over 120 thousand blogs are created every day .
* There are over 1.4 million new blog posts every day .
* 22 of the 100 most popular websites in the world are blogs .
* 37% of blog readers began reading blogs in 2005 or 2006 .
* 51% of blog readers shop online .
* Blog readers average 23 hours online each week .

Anonim mengatakan...

SALAH MENGASUH ANAK
Nurul Hidayati
Ketua Komite SD Plus Al Muhajirin Purwakarta

Anak adalah belahan jiwa orang tua. Pada diri anaklah orang tua dapat mengenali dirinya, baik secara fisik maupun sifat-sifat dan karakter orang tua. Sebagian orang bahkan mengatakan anak sebagai sibiran tulang, yang merupakan bagian tulang yang terpecah-pecah halus dan kecil-kecil. Artinya, anak merupakan bagian halus dari orang tuanya.Anak merupakan kekasih hati.
Kita akan bangga dengan anak yang mempunyai prestasi luar biasa, dengan kecerdasan yang genius, kecantikan yang aduhai dan kegantengan yang menakjubkan dengan segunung harapan di pundaknya. Namun, tanpa disadari, terkadang kita mengeksploitasi anak, sehingga mereka tidak menjadi dirinya sendiri sesuai dengan fitrah yang diberikan oleh Allah swt pada mereka. Anak sering dijadikan ajang pelampiasan kita sebagai orangtua.
Dalam menyekolahkan anak, kita selalu menginginkan anak lebih dari yang lain, selalu menginginkan terbaik dari yang terbaik, sehingga segala macam upaya ditempuh untuk meng-upgrade anak-anak kita. Semua jenis les dan kursus diikuti tanpa pandang hari dan waktu dengan harapan bisa masuk ke sekolah unggulan, bisa mendapatkan nilai yang super, bisa mempunyai segudang prestasi dan pada akhirnya dapat mengangkat gengsi orang tua.
Tidak bisa dipungkiri, selain anak-anak yang bersekolah dan berjuang, orangtua juga berkompetisi dengan segala strategi, termasuk kelicikan yang dapat merugikan orang lain. Kadang, rasa persaudaraan dan kebersamaan yang seharusnya kental hilang dan berganti dengan permusuhan. Kita kadang tidak menyadari telah merampas hak-hak anak untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya dalam rangka memupuk kecerdasan lain yang mereka miliki.
Allah swt telah mengaruniai setiap anak dengan kecerdasan tersendiri, yang bersifat unik. Kecerdasan tersebut bukan hanya kecerdasan logika yang saat ini sangat didam-idamkan oleh setiap orang tua, tetapi juga kecerdasan lain yang justru kita abaikan. Pada gilirannya anak tidak di stimulasi untuk mengoptimalkan kecerdasan yang dimiliki tersebut, karena orangtua hanya terfokus pada bidang akademik. Kalaupun anak kita tidak bagus prestasi akademiknya, kiat harus yakin, Insya Allah mereka juga mempunyai kemampuan dan kecerdasan lain yang harus kita kembangkan.
Kahlil Gibran mengatakan, orangtua merupakan busur yang merentangkan dan membuat anak meluncur deras di jalan fitrahnya. Apapaun jalan hidupnya orangtua berkewajiban memelihara amanah Allah, sesuai dengan takdirNya. ..

maharani_lestari mengatakan...

MENDIDIK DENGAN HATI..
Maharani_lestari
Guru Bimbingan Konseling Yayasan Al Muhajirin
Didiklah mereka dengan hati yang penuh cinta.Maka kita kan dapati mereka menjadi pribadi yang juga punya rasa cinta. Cinta pada Allah, terpancar dari akhlak yang sholeh.
Berkata Anas Bin Malik, Bukanlah Ilmu itu berupa Kepandaian meriwayatkan , tetapi Ilmu Itu hanya Nur yang diturunkan Allah dalam hati manusia. Dan bergunanya Ilmu itu nutuk mendekatkan diri pada Allah dan menjauhkan dari kesombongan diri." Al Ilmu fi suddur wala fisuthur" Ilmu ada di hati bukan ada dalam tulisan.
seberapa besar seorang pendidik memberikan Ilmunya dari hati yang terpancar dalam paparan akhlak yang penuh ketinggian rasa tuk selalu berbagi,jauh dari penyakit ightiror binafsi (tertipu diri) karena merasa lebih baik.Insya Allah akan tercermin lewat kesholehan anak didik kita.Membawa mereka tidak hanya pandai dalam ilmu alat tuk bekal hidup di dunia. Tapi juga memiliki hati dan pribadi yang senantiasa terjaga.Insya Allah.

maharani_lestari mengatakan...

Maharani_lestari
Guru BK Yayasan Al Muhajirin.

1.ANAK SHOLEH PASTI PINTAR DAN ANAK PINTAR BELUM TENTU SHOLEH.
Jargon pendidikan Yang lebih mengedepankan pada kecerdasan bangsa, ternyata tidaklah membawa pada perbaikan kualitas sumberdaya manusia.Dalam pengertian ini, kita lihat banyak orang pandai yang kini telah menjadi pemimpin,dan menginspirasi sebuah kesuksesan yang bermakna materi (hedonisme) sering kali tidak mapu memberi tauladan dari pribadinya yang mulia. Terbukti,penyakit korupsi masih menjadi budaya di kalangan mental pemimpin bangsa. Apa yang salah. Ya..tujuan pendidikan, seharusnya lebih ditujukan pada terwujudnya Akhlak karimah, bukan pada kecerdasan yang terpapar hanya pada nilai-nilai akademik.Perlu upaya bagaimana anak didik memiliki kecerdasan spiritual untuk manjadi bekal mereka menjadi pemimpin masa depan.
Karena di katakan oleh Baginda Rosululloh Sholallahu Alaihi wassalam." Didiklah anakmu, karena sesungguhnya mereka akan hidup di jaman yang berbeda dari jaman kita".Maknanya bekali anak lebih pada nilai ruhani untuk membawanya pada takut pada Allah, karena dengan itu mereka akan mampu bertahan dalam jaman yang terasa sulit membedakan antara haq dan kebathilan.
2.MENGEVALUASI UKURAN KESUKSESAN DIRI.
Saat ini kita sering di banggakan oleh banyaknya gelar kesarjanaan yang kita raih, materi berlimpah, kendaraan yang baik, istri yang cantik, dibanding ukuran keholehan manakala kita mampu untuk tetap istiqomah menjaga hati dan ujub diri atas nikmat Allah yang terberi. Terseretnya hati pada kebanggan diri, seringkali membuat kita lupa atas ukuran pasti yang Allah gariskan.Dimana sesungguhnya tanda keberuntungan adalah :
a. Bila kepandaian yang bertambah ia makin tawadhu' dan diri berhias penuh kasih sayang.
b. Setiap bertambah amalnya , makin bertambah takutnya pada Allah, dan bertambah hati-hatinya dalam melangkah.
c.Semakin bertambah usia, bertambah berkurangnya rasa tamak pada dunia.
d.Setiap bertambah hartanya, bertambah pemurah, lagi dermawan
e.Semakin bertambah kedudukan dan pangkat, semakin dekat dengan rakyatnya. Untuk selalu mendengar dan menolong apa yang perlu ditolong.
3.MULAILAH MENDIDIK DARI ALQURAN.
Kurikulum yang begitu banyak membuat kita, sebagai pendidik, selalu keteter untuk coba menjejali anak didik kita dengan pengetahuan dan bidang mata pelajaran yang dirasa perlu untuk disampaikan. Tetapi mana yang mesti jadi skala prioritas?
Kembalikan pada sunnah Rosululloh sholallahu Alaihi wassalam."Didiklah anakmu mencintai Allah dan RosulNYa". Ajari mereka "Berkuda, berenang, dan memanah"
Sesungguhnya itulah dasar pendidikan Islam yang sudah mencakup semua aspek hidup.Ajari untuk mencintai Allah dan RosulNYa, lewat Qur,an.bagaimana membacanya dengan benar, memaknainya perlahan-lahan,mengkaji dalam bahasa dan hikmah yang terpapar.Itulah proiritas pertama dan utama.
Mendidik berenang, berkuda, dan memanah, berarti mendidik anak kita untuk kuat secara fisik,dan memiliki ktrampilan yang bagus sebagai bekal menaklukan hidup yang tak kian mudah untuk dilalui.
Sudahkah kita mengembalikan proses belajar sesuai koridor sunnah??
Semua dimulai dengan Bismillah..Biidznillah mudah-mudahan kita mampu mewujudkanya.

Anonim mengatakan...

sangat di sayangkan sekali.... ketika di sebuah lembaga pendidikan pada era sekarang ini masih menggunakan sistem kepemimpinan yang otoriter , sistem dinasti kepemimpinan, merasa berada diatas daripada di bawah. menganggap pembantu dari terhadap bawahan bukan teman atau saudara. sangat di sayangkan..... ketika sebuah jabatan berada di tangan yang bukan ahlinya.... padahal ketika rasulullah menjabat sebagai pemimpin atas kehendak umat. namun apakah sekarang ada pemimpin yang demikian???? terutama pada sebuah lembaga pendidikan yang sangat vital sekali terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
dengan adanya lpmp almuhajirin ini kami atas nama Komunitas Alumni Al-Muhajirin (KAMI) Purwakarta menyambut dengan baik sekali, selain sebagai sarana aspirasi masyarakat juga sebagai bahan informasi tentang eksistensi al-muhajirin sekarang menuju al-muhajirin yang lebih baik.

Anonim mengatakan...

bagi ikhwan dan akhwat yang ingin berkunjung ke blog KAMI silah klik di : www.kami-almuhajirin.co.cc KAMI (Komunitas Alumni Al-Muhajirin) Purwakarta
email : kami_almuhajirin@yahoo.co.id

admin mengatakan...

terima kasih untuk bu rani dan KAMI atas tulisannya. Tulisan yang bagus, Insya Allah bermanfaat dan memotivasi pembaca. Ayo terus menulis

Anonim mengatakan...

SUPERVISI .....
itulah sebuah kata yang acap kali menjadi pikiran bahkan tanggung jawab dan beban lembaga baik pendidikan maupun lainnya.
apakah SUPERVISI itu.... perlukah ?????? apa yang perlu didahulukan????? perubahan anak, metode pendidikan yang baik atau ......... mungkin sebatas idealisme orang yang yang ingin menggemborkan nama baik pimpinan atau tim SUPERVISI sungguh ironis sekali.

tk nurul islam - wanayasa mengatakan...

Seleksi guru teladan (guru berprestasi istilah saat ini) sebenarnya merupakan ajang melihat dan refleksi diri bagi para guru. Kadang seorang guru telah merasa dirinya sudah paling bagus, paling super, paling berhasil dalam mengajar diantara teman te...man di sekolah di mana guru tersebut berada. Indikator yang mudah ditemukan adalah ketika kumpul sesama guru yang sifatnya non formal, sering terlontar bahwam dirinyalah yang paling bagus dalam mengajar, dirinyalah yang paling menguasai dalam materi pembelajaran, dirinyalah yang paling baik dalam mencetuskan ide, dirinyalah yang paling bisa dalam mengatasi masalah siswa nakal, siswa pandai, dan masih banyak lagi yang lain. Memang tidak dipungkiri bahwa setiap orang (termasuk guru) memiliki kecenderungan untuk sombong, mengunggulkan dirinya dibanding dengan teman atau orang lain. Relatif sedikit guru yang menyadari bahwa dirinya mempunyai banyak kekurangan. Cerita-cerita di depan kelas ketika mengajar juga mengindikasikan kecenderungan untuk sombong di hadapan para siswanya. Namun ketika ada edaran seleksi guru teladan (guru berprestasi), lomba karya tulis, lomba karya ilmiah, sangat sulit mencari guru yang dengan suka rela dan kesadaran diri mengajukan dirinya kepada sekolah untuk mengikutinya. Kondisi ini ternyata terjadi di hampir setiap satuan pendidikan baik di tingkat SD, SMP, maupun di tingkat SMA/MA/SMK. Sangat ironis memang. Namun itulah kondisi real di lapangan. Apakah ini sudah sifat dan karakter sebagian besar bangsa Indonesia yang cenderung enggan berkompetisi? Meskipun sebenarnya keikutsertaan pada ajang lomba, sangat dibutuhkan untuk mengetahui potensi diri secara nyata. Lomba merupakan ajang refleksi diri sejauh mana potensi diri kita dibanding dengan para guru yang lain di luar institusinya (tidak seperti jago kandang yang hanya menang di kandangnya sendiri, namun ketika di kandang lawan tidak ada apa-apanya).

Anonim mengatakan...

http://abina-humam.blogspot.com/

abina humam mengatakan...

Organisasi sama halnya dengan Team Work. Dalam suatu organisasi harus ada kerjasama yang baik disetiap anggotanya. Tidak boleh ada yang menonjol sendiri atau mau menjadi pemimpin. Memang pada dasarnya dalam sebuah organisasi harus ada seorang pemimpin namun bukan pemimpin yang otoriter.

Ada banyak dampak yang ditimbulkan oleh kepemimpinan yang otoriter. Dari kepemimpinan yang otoriter tidak lantas membuat suatu organisasi berjalan menjadi lebih baik sehingga seharusnya kepemimpinan dalam suatu organisasi tidak bersifat otoriter terutama dalam institusi pendidikan.

Dalam suatu organisasi terutama dalam institusi pendidikan diharuskan pemimpin yang tegas dan disiplin dalam memberikan perintah. Hal ini ditujukan agar setiap anggota organisasi dapat bertanggung jawab penuh dengan tugas yang dijalaninya.

Keburukan :
1. Tidak mendengarkan aspirasi anggota yang lain.
2. Mau menang sendiri.
3. Hanya mementingkan kepentingan diri sendiri dan kelompok saja.

Anonim mengatakan...

ah yang nulis komentar orangnya itu2 juga...teu rame euy.

abinahumam mengatakan...

LPMP Al-Muhajirin... good...good...good...
luar biasa...
blognya jarang di up to date??? why???
:)