Hasil Pencarian Anda

Silahkan Tik Yang Anda Cari

Senin, 06 April 2009

BENARKAH ADA SEKOLAH UNGGULAN??? (PART-2)

Perkembangan SMA Islam Unggulan di Indonesia

Embrio SMA unggulan di Indonesia bermula dari Pilot Project pemerintah melalui Depdikbud saat itu untuk menyeleksi siswa berbakat dari beberapa sekolah sample pada tahun 1980 dan 1982. Dari hasil seleksi ini pada tahun 1986 pemerintah mengirim 50 melalui Balitbang Depdikbud dan 100 orang melalui BPPT untuk belajar belajar di luar negeri. Kemudian pada tahun 1990 Yayasan Jenderal Sudirman bekerja sama dengan Yayasan Tamansiswa menyelenggarakan SMA Plus Taruna Nusantara di Magelang. Input siswa sekolah ini adalah siswa-siswa terbaik yang terpilih dari seluruh nusantara. Empat tahun setelah itu, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud mengeluarkan surat keputusan tentang penyelenggaraan SMA Plus/Unggulan. Dari sinilah lembaga-lembaga pendidikan negeri maupun swasta secara antusias merespon kebijakan tersebut. Maka dimulailah era sekolah unggulan.[1]

Perkembangan selanjutnya dari sekolah unggulan ini memetakan sekolah unggulan ke dalam 3 tipe. Pertama, sekolah yang menerima dan menyeleksi secara ketat siswa yang masuk dengan kriteria memiliki prestasi akademik yang tinggi. Meskipun proses belajar-mengajar sekolah tersebut tidak luar biasa bahkan cenderung ortodok, namun dipastikan karena memilih input yang unggul, output yang dihasilkan juga unggul. Kedua, sekolah yang menawarkan fasilitas yang serba mewah, dengan bayaran yang sangat tinggi. Prestasi akademik yang tinggi bukan menjadi acuan input untuk diterima di sekolah semacam ini. Sekolah dengan tipe seperti ini biasanya mengandalkan pola pembelajaran alternative dari perkembangan teori-teori pendidikan kontemporer. Ketiga, sekolah yang menekankan pada iklim belajar yang positif di lingkungan sekolah. Mereka menerima dan mampu memproses siswa yang masuk sekolah tersebut (input ) dengan prestasi rendah menjadi lulusan (output) yang bermutu tinggi.[2]

Dalam kaitannya dengan SMA Al-Ma’soem, secara historis pendiriannya ada pada momentum wacana SMA Plus atau Unggulan sedang mengidola. Kondisi seperti tentu saja sangat menguntung SMA Al-Ma’soem sebagai sebuah sekolah swasta baru. Dari penjelasan latar belakang pendirian SMA Al-Masoem dapat ditelusuri keinginan untuk tampil sebagai yang seirama dengan wacana yang saat itu berkembang. Disebutkan bahwa Yayasan Pendidikan Al-Masoem didirikan sebagai antisipasi atas perpindahan penduduk Kota Bandung yang berstatus sebagai keluarga dosen, terutama dosen UNPAD ke Jatinangor sebagai Kota Pendidikan dan Rancaekek sebagai daerah perumahan dan industri. Kondisi tersebut di atas menuntut kehadiran sekolah yang berkualitas.[3] Sekolah yang berkualitas, itulah cikal bakal yang mendorong SMA Al-Ma’soem semakin memposisikan diri sebagai sekolah unggulan.

SMA Al-Ma’soem yang lahir dalam konteks historis seperti itu cocok dengan tipe ketiga sekolah unggulan yang banyak berkembang. SMA Al-Ma’soem tidak mengadakan seleksi ketat terhadap calon siswanya. Hampir semua calon siswa yang mendaftarkan diri ke SMA Al-Ma’soem dapat diterima selama mereka dapat melafalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan kuota masih tersedia. SMA Al-Ma’soem bukan sekolah ekslusif yang khusus bagi siswa dengan IQ tinggi. Di dukung dengan suasana sekolah yang sejuk, asri, dan hening, SMA Al-Ma’soem menekankan pada proses pembelajaran yang kondusif dan optimal. Orientasi terhadap pembelajaran ini dapat dibaca dari kebijakan sekolah yang tidak metolerir jam kosong meskipun guru mata pelajaran berhalangan hadir. Telah diciptakan sebuah mekanisme sedemikian rupa sehingga setiap jam pelajaran selalu terisi.[4]


[1] Lihat Halfian Lubis, Pertumbuhan SMA Islam Unggulan di Indonesia, h. 64-70, Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru (Jakarta: Paramadina, 2001) h. 5

[2] Lihat Administrator, Tipe Sekolah Unggulan, artikel diunduh pada tanggal 30 Mei 2008 dari http://www.darmabangsa.sch.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=35, bandingkan dengan Muhamad Ikhsan, Sekolah Unggulan, artikel diunduh pada tanggal 30 Mei 2008 dari http://teknologipendidikan.wordpress.com/category/artikel/page/3/

[3] Lihat, Yayasan Pendidikan Al-Ma’soem, Setahun Bersama Al-Ma’soem, (Bandung: Yayasan Pendidikan Al-Ma’soem, 2007) h. 1

[4] Dirangkum dari hasil wawancara dengan Sumartono, PKS Kurikulum SMA Al-Ma’soem pada tanggal 8 Mei 2008




Tidak ada komentar: