Hasil Pencarian Anda

Silahkan Tik Yang Anda Cari

Senin, 06 April 2009

BENARKAH ADA SEKOLAH UNGGULAN?: Sebuah Penelitian(Part-3)

3. Karakteristik Sekolah Unggulan

Pembahasan para pakar tentang sekolah efektif mengerucut pada identifikasi ciri dan karakter yang dapat membedakannya dengan sekolah yang lain. Sekalipun definisi sekolah efektif secara sepintas telah menggambarkan ciri-ciri yang harus ada dalam sekolah efektif, namun pengkajian secara khusus terhadap karakteristik sekolah efektif mutlak diperlukan. Hal ini mengingat efektifitas sekolah haruslah bisa diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan. Pengukuran efektifitas sekolah ini memerlukan identifikasi terhadap karakteristik sekolah efektif yang dijadikan indikator pencapaian.

Dalam mengidentifikasi karakteristik sekolah efektif terdapat beberapa usulan yang berbeda. Perbedaan tersebut tergantung pada variabke yang ditunjukkan para ahli pada sistem sekolah. Penentuan variabel ini dipengaruhi oleh filsafat yang mendasari pandangan para ahli pendidikan mengenai tujuan dan fungsi sekolah.[1] School Effectivness in Developing Countries, sebuah rangkuman riset tentang sekolah efektif di negara-negara berkembang mengidentifikasi sembilan variabel sekolah efektif, yaitu kualitas guru, ketersedian bahan dan buku, kurikulum, metode pembelajaran, ujian, fasilitas sekolah, organisasi sekolah, manajemen pendidikan, dan kemampuan mengajar.[2] Sementara Peter Martimore yang dianggap sabagai penggagas dan peneliti sekolah efektif menginventarisir 11 karakter kunci sekolah efektif[3] yang meliputi,

1. Profesional Leadership. Kepemimpinan adalah faktor kunci pertama untuk mencapai sekolah yang efektif.

2. Shared Vision and Goals. Karakteristik ini merujuk kepada rumusan visi dan tujuan yang jelas yang dijadikan panduan bagi komponen sekolah. Visi tersebut bukan hanya dirumuskan, tetapi juga disosialisasikan sehingga semua komponen sekolah mengetahui, memahami dan memberikan dukungan untuk pencapaiannya.

3. Learning Environment, yaitu lingkungan belajar yang kondusif.

4. Contrentation on Teaching and Learning. Sekolah efektif memiliki fokus utama terhadap pengajaran dan pembelajaran. Dalam konteks ini waktu sekolah benar-benar dimaksimalkan untuk belajar dan pencapaian prestasi.

5. Purposeful Teaching. Karakter ini mencakup kejelasan target dan tujuan, pengorganisasian yang efisien, struktur pembelajaran, dan praktek pengajaran yang adaptif.

6. High Expectation. Adanya harapan yang tinggi dari masyarakat terhadap sekolah. Harapan ini seringkali memiliki korelasi dengan prestasi. Semakin tinggi harapan masyarakat terhadap sebuah sekolah, semakin efektif sekolah tersebut.

7. Positive Reinforcement. Sekolah efektif ditentukan juga oleh adanya penguatan dari sekolah terhadap komponen sekolah. Penguatan dimaksud meliputi keteladanan, disiplin dan timbal balik.

8. Monitoring Progress. Sekolah efektif adalah sekolah yang selalu memonitor perkembangan yang dicapainya. Monitoring ini mencakup performance dan juga sekolah.

9. Pupil Right dan Responsibilities. Pengakuan terhadap hak-hak siswa dan melibatkannya dalam tanggung jawab pencapaian tujuan sekolah. Terkait hal ini sekolah membangkitkan percaya diri siswa, membangun partisipasi siswa dan memberikan ruang untuk melakukan kontrol terhadap sekolah.

10. Home-School Partnership. Kemitraan yang antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat menjadi faktor kunci berikutnya dari sekolah efektif.

11. Learning Organisation. Sekolah eekftif adalah sebuah organisasi belajar. Faktor ini menunjuk kepada kesadaran guru dan staf sekolah untuk selalu belajar.[4]

Untuk menjadikan karakteristik tersebut sebagai variabel-variabel yang dapat difungsikan secara operasional sehingga efektifitas sekolah menjadi kinerja yang terukur ditampilkan dalam tabel berikut sebagai dikutip dari formula yang diadaptasi dari Squires, Scheerens, Mackenzies, Edmonds, Townsend, Henevand, Bosker dan Guldemon[5]





[1] Lihat Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) h. 53

[2] Lihat Departmen for International Development, School Effevtiveness in Developing Countris, h. 53-54 artikel diunduh pada tanggal 30 Mei 2008 dari http://www.dfid.gov.uk/Pubs/files/schooleffectdevcountriesedpaper01.pdf

[3] Lihat Pam Sammons, Josh Hilamann dan Peter Mortimore, Key Characteristics of Effective Schools: A Review of School Effectiveness Research (London: Institute of Education University of London, 1995) h. 8-23. Bandingkan dengan ACT Council of P&C Association, Caharacteristics of Effective School, artikel diunduh pada tanggal 30 Mei 2008 dari http://www.schoolparents.canberra.net.au/Characterisitcs%20of%20Effective%20Schools%20-%20final.pdf ; Gary Gottfredson, The Effective School Battery (Marriotsevile: Gottfredson Association Inc, 1999), h. 11-14; Barbara O Taylor, Case Studies in Effective School Research,(Madison: Winconsin Center for Education Research) h. 10 ; dan Carter Ward dan Arthur Griffin, Five Characteristic of Effective School Board, artikel diunduh pada tanggal 30 Mei 2008 dari http://www.centerforpubliceducation.org/site/c.kjJXJ5MPIwE/b.1505871/k.5F50/The_Role_of_School_Boards.htm ; Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h. 61-62

[4] Terkait dengan hal faktor penulis teringat dengan pernyataan menarik dari Prof. DR. M Malik Fadjar dalam mata kuliah Isu-Isu Pendidikan Islam Kontemporer. Ketika beliau ditanya mengapa masih mengajar padahal sudah mulai tua? Beliau menjawab, “Saya masih mengajar karena saya masih bisa belajar.” Sikap-sikap guru yang seperti itulah rupanya yang akan mengantarkan sekolah tempat kita bertugas menjadi sekolah efektif.

[5] Lihat Aan Komariah, Visionary Leadership, h. 49-51


Tidak ada komentar: